Senin, 05 Desember 2011

Kelainan Eritrosit/ Semester 2/ SGD LBM 2


SGD LBM II
KELAINAN ERITROSIT

STEP 1
Hematologi : ilmu yg mempeljari ttg struktur, fungsi, komponen dr sel-sel darah dgn plasma dan fungsi plasma sendiri
Kelainan eritrosit : kelainan yg terjadi pd sdm, baik ukuran, bentuk, maupun jumlah, warna, proses pembentukan
STEP 2
KELAINAN ERITROSIT
1.       Anemia
2.       Thalssemia

1.       Polisitemia
2.       Penyakit Sel Sabit
ANEMIA
1.       Definisi
2.       Klasifikasi + jelaskan!
3.       Gejala + tanda
4.       Pato-fisiologis
5.       Etiologi
6.       Pencegahan
7.       Terapi
8.       Faktor yg mempengaruhi
9.       Cara diagnosis
10.   Derajat anemia
11.   Standar anemia menurut WHO
THALASSEMIA
  1. Definisi
  2. Klasifikasi + jelaskan!
  3. Gejala + tanda
  4. Etiologi
  5. Terapi

POLISITEMIA
  1. Definisi
  2. Klasifikasi + jelaskan!
  3. Gejala + tanda
  4. Etiologi
  5. Terapi

STEP 3
ANEMIA
1.     Definisi
Keadaan dimana jumlah eritrosit, kadar hb, dan ht dibawah normal
Eritrosit: 4.5 – 6,5 juta/ mm kubik(laki2), 3,9-5,6 (perempuan)
Kadar hb: 13, 5-18,0 gr%, 11,5-16,5
Ht: 47+_ 7, 42+_5

2.       Klasifikasi + jelaskan!

3.     Gejala + tanda
Pusing è otak kekurangan suplai 02
Pucat è kekurangan kadar hb
Iktreus è pd perombakan sel darah merah, pengaliran bilirubin
Lemas è kekurangan o2
Taki-kardi è kekurangan o2 jd kerja jantung meningkat

Hbè protein di sdm yg bs mengikat o2 dan co2
Terdiriè 4 gugus heme(terdiri dr fe, protoporfirin?), 2 globin(alfa dan beta)
Kuku sendok(khas pd def besi)è kenapa bisa jadi?
Sesak nafas (kenapa?) berkaitan dgn takikardi (LI ADE)

4.     Pato-fisiologis
Gangguan eritropoeisis, kehilangan darah berlebihan è suplai o2 kurang è (LI BELINDA)
Eritropoetin tinggi (krn utk meghslkan sdm yg lbh bayk) è adaptasi

5.     Etiologi
Keganasan
Perdarahan (kehilangan byk darah) è haid, antenatal
Gangguan sumsum tulang
Penyakit kronik, inflamasi
Gangguan limfa dan hati
Defisiensi Fe, Vit B12, as folat (malnutrisi, malabsorbsi)
Genetik

6.     Pencegahan
Mengkonsumsi hati, syuran yg memiliki kandungan besi
Penyuluhan
Mencampur bahan2 makan (fortifikasi) dgn bahan2 bergizi(Fe, Vit B12)

7.     Terapi
Anemia def besi è tablet besi (Ferro sulfat), vit c(absorbsi)
Def B12è suplemen B12
Def as folat è suplemen as folat
Apa itu NSAID? Obat yg mybbkn pendarahn(iritasi usus)
Krn sumsum tulangè transplantasi sumsum tulang, transfusi darah(t.suportif) è Anemia Aplastik
Apa peran Fe dan as folat dalam eritopoeisis? (LI SHAMROTUL)

8.     Faktor yg mempengaruhi
Genetik, asupan gizi, sex, lingkungan

9.     Cara diagnosis
ANAMNESIS
RPS/ RPD/ RPK/RE/S
PEMERIKSAAN FISIK
Rambut è rontok(alo-pesia), kemerahan
Mata è ikterik(sklera), pucat(konjuntiva)
Mulut è mukosa(pucat), gusiè merah, perdarahan, lidahè pucat, mengkilap, kemerahan(apl)
Leher è limponodi
Jantung è  tulang dada
Abdomen è organomegali
Ektremitas è kuku sendok
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ø  Hematologic è p.h.rutin+khusus
Ø  Pemeriksaan sumsum tulang è anemia aplastik, anemia megaloblastik
Ø  Pemeriksaan atas indikasi khusus

10.                        Derajat anemia (Hb)
Sangat ringan     10-batas normal
Mild / ringan     8-9,9                    8-10
Moderate           6-7,9                   5-8
Severe              <6                       <5     

11.                        Standar anemia menurut WHO (hb)
13   gr%    laki2
12              wanita dewasa      6 thn-12 thn
11             wanita hamil           6 bln-6 thn
THALASSEMIA
1.     Definisi
Krn ketidakseimbangan dr susunan as amino dr pembentukan darah
Penyakit turunan/ herediter autosomal resesif,dibawa oleh gen globin beta di kromosom 11

2.     Klasifikasi + jelaskan!, molekuler, klinis
Thalassemia alfa è penurunan sintesis beta (globin) (LI FIAN)
Thalassemia beta è penurunan sintesis alfa
Klinis è mayor, minor

3.     Gejala + tanda
Ulkus/ borok
Gejala umum anemia
Kaki bengkak
Ada penebalan pada sumsum tulang è tulang wajah besar+tebal
Tulang jd rapuh

4.     Etiologi
Gen globin beta pd kromosom 11 ???
Mutasi gen (delesi)

5.     Terapi
t. suportif (transfusi), lbh ditekankan pd pencegahan berupa screening test

POLISITEMIA
1.     Definisi
Peningkatan kadar hb lbh dr normal menurut usia dan sex
Peningkatan semua sel darah, tp diutamkan pd eritrosit

2.     Klasifikasi + jelaskan!
p. primer (vera) è vol plasma byk è steam cell gk normal
p.sekunder è vol plasma turun, jumlah sdm normal è dehidrasi

3.       Gejala + tanda è mata kemerahan, ada raut muka merah bata???

4.     Etiologi
Dehidrasi
Steam cell gk normal

5.     Terapi
Phlebotomi
Kemoterapi
Fosfor radioaktif
STEP 4

STEP 7
ANEMIA
Kuku sendok(kenapa?) (LI ADE)
Tipisnya kuku di hubungkan dengan  status nutrisi yang
buruk dan kurangnya  intake  asam amino yang mengandung
sulfur. Koilonikia dapat di jumpai pada beberapa keadaan  yaitu
penyakit diabetes, anemi defisiensi Fe, 
http://www.google.com/search?hl=id&tbs=bks:1&q=inauthor:%22Benheman+Kliegma+Arvin%22&sa=X&ei=QNfedqCTbr9KMHtrAfH0sXZCA&ved=0CC4Q9Ag
(ADE)
Pato-fisiologis anemia? (LI BELINDA)
o   Anoksia organ target à berkurang jumlah oksigen yang dibawa darah ke jaringan
o   Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen
= syndrome anemia / anemic syndrome

Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang à sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih) à mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui peningkatan curah jantung dan pernapasan à menambah pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.
(BELINDA)
1.        
Anemia defisiensi besi adalah penyebab utama seseorang mengalami anemia, terutama pada anak-anak. Bayi cukup bulan yang lahir dari ibu non-anemik dan bergizi baik, memiliki cukup persediaan zat besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat umurnya saat berusia 4-6 bulan. Sesudah itu zat besi harus tersedia dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan anak . Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi, terjadi anemia defisiensi zat besi. Hal ini paling sering terjadi karena pengenalan makanan padat yang terlalu dini(4-6bulan), dihentikannya susu formula bayi yang mengandung zat besi atau ASI sebelum usia 1 tahun dan minum susu sapi berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya zat besi. Bayi yang tidak cukup bulan, bayi dengan pendarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan kurang zat besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini berisiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan. Anemia defisiensi zat besi juga bisa terjadi karena kehilangan darah yang kronik. Pada bayi hal ini terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur kehilangan darah 1-7ml dari saluran cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Pada remaja putri anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
Dr. Fuad al hamidy, M.Kes, FK UNIMUS
                Metabolisme besi?
Apa peran Fe dan as folat dalam eritopoeisis? (LI SHAMROTUL)
As folat adalah bahan dlm eritropoeisis è utk sintesis as nukleat utk pembentukan DNA
As folat berfungsi dlm pembentukan DNA inti sel, krn kekurangan as folat maka terjadi gangguan sintesis DNA inti eritroblas, yg menyebabkan :
·         Inti sel eritroblasè lbh lambat maturasi è kromatin lbh longgar
·         è pembelahan mjd lambat è sel menjadi lbh besar
p.S. semakin tua sel maka kromatins semakin padat!
Nah, sel eritroblas yg besar dan ber-kromatin longgar ini dinamakan sel megaloblast. Yang berfungsi gk normal dan dihancurkan saat msh dlm sumsum tulang(hemolisis intramedular) shg terjadi inefektif eritropoeisis (masa hidup eritrosit jd lbh pendek) è anemia!
Def Fe
Fe dalam eritropoeisis è utk sintesis Heme è sintesis Hb è ngangkut o2 ke jaringan
HEMEè 4 inti pyrol dan
terdiri dari globin, a-po-protein, dan empat gugus heme (Porfirin yang mengandung besi) (Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik)
Sumber: Hematologi Klinik Ringkas

                Saat keadaan apa in-efektif eritopoeisis meningkat?

1.     Definisi
Penurunan jumlah sdm, HB, Ht, dibawah normal
Sdm normal: 4,5-6,5 juta ; 3,9-5,6 juta
Hb: 13,5 – 18,0 ; 11,5 -16,5
Ht:
2.     Klasifikasi + jelaskan!
*       
ANEMIA MENURUT ETIOPATOGENESIS
a.       Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
*      Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
§  Anemia defisiensi besi
§  Anemia defisiensi asam folat
§  Anemia defisiensi vitamin B12
*      Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
§  Anemia akibat penyakit kronik
§  Anemia sideroblastik
*      Kerusakan sumsum tulang
§  Anemia aplastik
§  Anemia mieloptisik
§  Anemia pada keganasan hematologi
§  Anemia diseritropoietik
§  Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritropoietin : anemia pada gagal ginjal kronik

b.      Anemia akibat hemorogi
*      Anemia pasca perdarahan akut
*      Anemia akibat perdarahan kronik(obat-iritasi-perdarahan)
c.       Anemia hemolitik
*      Anemia hemolitik intrakorpuskular
§  Gangguan membran eritrosit (membranopati)
§  Ganggauan enzam eritrosit (enzimopasti) : anemia akibat defisiensi G6PD
§  Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
-          Thalasemia
-          Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll.
*      Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
§  Anemia hemolitik autoimun
§  Anemia hemolitik mikroangiopatik

d.      Anemia dengan penyebeb tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks

ANEMIA BERDASARKAN MORFOLOGI DAN ETIOLOGI:
a.       Anemia hipokromik mikrositer
*      Anemia defisiensi besi
*      Thalasemia major
*      Anemia akibat penyakit kronik
*      Anemia sideroblastik
b.      Anemia normokromik normositer
*      Anemia pasca pendarahan akut
*      Anemia aplastik
*      Anemia hemolitik didapat
*      Anemia akibat penyakit kronik
*      Anemia pada gagal ginjal kronik
*      Anemia pada sindrom mielodisplastik
*      Anemia pada keganasan hemotologik

c.       Anemia makrositer
*      Bentuk megaloblastik
§  Anemia difisiensi asam folat
§  Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
*      Bentuk non-megaloblastik
§  Anemia pada penyakit hati kronik
§  Anemia pada hipertirodisme
§  Anemia pada sindrom mielodisplastik
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

3.     Gejala + tanda
·         Gejala umum, diklasifikasikan menurut organ yang terkena :
Ø  Sist. Kardio : lesu, cepat lelah, takikardi, sesak nafas
Ø  Sist. Saraf : pusing, lesu, mata berkunang-kunag, kelemahan otot
Ø  Sist. Urogenital : gangguan haid
Ø  Epitel : kulit pucat, rambut tipis dan halus
·         Gejala khas masing-masing anemia, ex :
Ø  Anemia def Fe : atrofi papil lidah
Ø  Anemia def as folat : lidah merah
Ø  Anemia hemolitik : hepatosplenomegali
Ø  Anemia aplastik : perdarahan kulit
·         Gejala akibat oenyakit dasar
Merupakan gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia
·         Anemia def Fe yang disebabkan infeksi cacing tambang, menimbulkan gejala : telapak tanga berwarna kuning seperti jerami
Sumber : Hematologi Klinik Ringkas
4.     Pato-fisiologis è sudah
5.     Terapi
Nonfarmakologi
Farmakologi è tablet sulfat ferrosus
THALASSEMIA
1.     Definisi
Suatu kelainan genetic yang sangat beraneka ragam yang ditandai dengan penurunan sintesis rantai α dan β dari globin.
Hematologi Klinik Ringkas,Prof. Dr. I Made Bakta
2.     Klasifikasi + jelaskan! (LI FIAN)
Berdasarkan gangguan pada rantai globin yang terbentuk, talasemia dibagi menjadi :
1.               Talasemia alpha
Talasemia alpha disebabkan karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh globin rantai alpha yang ada. Talasemia alpha dibagi menjadi :
  • Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha).Pada keadaan ini mungkin tidak timbul gejala sama sekali pada penderita, atau hanya terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom).
  • Alpha Thalassaemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha). Penderita mungkin hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari normal (mikrositer).
  • Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha). Gambaran klinis penderita dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali).
  • Alpha Thalassaemia Major (gangguan pada 4 rantai globin aplha). Talasemia tipe ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada talasemia tipe alpha. Pada kondisi ini tidak ada rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF yang diproduksi. Biasanya fetus yang menderita alpha talasemia mayor mengalami anemia pada awal kehamilan, membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis), perbesaran hati dan limpa. Fetus yang menderita kelainan ini biasanya mengalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
2.               Talasemia Beta
Talasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin yang ada. Talasemia beta dibagi menjadi :
  • Beta Thalassaemia Trait. Pada jenis ini penderita memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan sel darah merah yang mengecil (mikrositer).
  • Thalassaemia Intermedia.Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi.
  • Thalassaemia Major (Cooley’s Anemia).Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa anemia yang berat. 
http://www.fortunestar.co.id/penyakit-lain/7-talasemia.html

3.     Gejala + tandaè sudah
4.     Etiologiè sudah
5.     Terapi
Pengobatan
a.      Transfusi darah yang teratur perlu dilakukan untuk mempertahankan hemoglobin di atas 10 g/dl setiap saat. Hal ini biasanya membutuhkan 2 – 3 tiap 4 – 6 minggu.
b.      Asam folat diberikan secara teratur (misal 5 mg/hari) jika asupan diet buruk.
c.       Terapi khelasi besi digunakan untuk mengatsi kelebihan besi. Sayangnya desferioksamin tidak aktif diberikan secara oral. Deferioksamin dapat diberikan melalui kantung infus terpisah sebanyak 1 – 2 g untuk tiap unit darah yang ditransfusikan dan melalui subkutan 20 – 40 mg/kg dalam 8 – 12 jam, 5 – 7 hari seminggu.
d.      Vitamin C (200 mg per hari) meningkatkan ekskresi besi yang disebabkan oleh desferioksamin.
e.      Splenektomi mungkin perlu dilakukan untuk mengurangi kebutuhan darah. Splenektomi harus ditunda sampai pasien berusia > 6 tahun karena tingginya risiko infeksi yang berbahaya pasca splenektomi.
f.        Terapi endokrin diberikan sebagai terapi pengganti akibat kegagalan organ akhir atau untuk merangsang hipofisis bila pubertas terlambat.
g.      Imunisasi hepatitis B harus dilakukan pada semua non-imun. Pada hepatitis C yang ditularkan lewat transfusi, diobati dengan interferon- dan ribavirin apabila ditemukan genom virus dalam plasma.
h.      Transplantasi sumsum tulang alogenik memberi prospek kesembuhan yang permanen.
A.      V. Haffbrand, dkk. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

POLISITEMIA
1.     Definisi
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sumsum tulang.
2.     Klasifikasi + jelaskan!
                                                              i.      polisitemia sekunder: jaringan mengalami hipoksia akibat terlalu sedikit O2 di dalam udara yang dihirup misalnya di tempat tinggi/ akibat gagalnya terkirimnya O2 ke jaringan maka secara otomatik memproduksi darah merah tambahan.
                                                            ii.      polisitemia vera : adanya penyimpangan yang terjadi pada sel hemositoblastik yang memproduksi sel2 darah merah
                                                          iii.      polisitemia relative : volume eritrosit normal tetapi volume plasma menurun.
                                                          iv.      polisitemia absolute : keadaan dimana masa SDM yang bersirkulasi benar2 meningkat.
Hematologi Klinik Ringkas,Prof. Dr. I Made Bakta
3.     Gejala + tanda
Gejala Khusus dan Non Spesifik
a.       Memiliki corak plektorik (merah bata) dan mata merah meradang.
b.      Sensasi “penuh di kepala” sampai sakit kepala.
c.       Pusing.
d.      Pandangan kabur.
e.       Kelelahan.
f.       Pruritus (gatal) setelah mandi.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi – Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran
4.     Etiologi è sudah
5.     Terapi
1.      Pengobatan
a.       Phlebotomi mingguan untuk mencapai kadar Ht kurang dari 45 dilanjutkan seperlunya.
b.      Penggunaan busulfan jangka pendek (4 sampai 6 minggu) dapat mencapai remisi yang potensial.
c.       Hidroksiurea sering digunakan untuk mempermudah pemberian dan toleransi.
d.      Anagrelide hiroklorida (Agrylin) digunakan untuk menurunkan jumlah trombosit.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi – Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please give your comment... ^O^