Kamis, 22 Desember 2011

Sariawan Berulang di Rongga Mulut

SGD  5 LBM 1 SARIAWAN BERULANG DI RONGGA MULUT

STEP  1

1.       ULSERASI                             : proses terbentuknya lesi berbentuk ulkus(luka yang dalam) krn luka jar lokal

2.       KARIES                                  : infeksi jar keras pd gigi yg nanti mjd kerusakan strukturnya, disebabkan oleh mikroorganisme yg diragikan

3.       MUCOSA BUCAL              : lapisan mukosa pd bagian pipi dalam

4.       LESI                                        : keadaan pada kulit yang abnormal, jejak abnormal pd kulit

STEP 2

1.    Jelaskan rongga mulut?anatomi dan fisiologi, histologi

Anatomi















Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.



Mulut, ,merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.



Tenggorokan (Faring), merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.



Kerongkongan (Esofagus) adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).



Lambung, merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting: (1) Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. (2) Asam klorida (HCl) menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. (3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).



Usus halus (usus kecil) adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).



Usus dua belas jari (Duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.



Usus Kosong (jejenum, terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

Usus Penyerapan (illeum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.



Usus Besar (Kolon) dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari: Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.



Usus Buntu (sekum), Bahasa Latin: caecus, “buta” dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.



Umbai Cacing (Appendix) adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.



Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.



Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.



Fisiologi


Hal-hal yang penting dalam saluran pencernaan:

1.       Pergerakan makanan

2.       Sekresi getah pencernaan makanan

3.       Absorpsi

4.       Sirkulasi darah

5.       Pengaturan oleh saraf dan hormonal

Makanan bisa bergerak karena terjadi gerakan pada GIT. Kenapa ada pergerakan? Karena ada otot polos. Setiap lapisan otot polos berfungsi seperti sinsitiumà apabila ada potensial aksi di sembarang tempat dalam massa otot, potensial aksi akan berjalan ke semua arah dalam oto.

Aktivitas listrik dalam GIT ada 2 tipe, yaitu gelombang lambat/ istirahat dan gelombang paku/ potensial aki. Gel lmabat tidak menyebabkan kontraksi otot, kecuali di lambung.

GIT memiliki sistem persyarafan sendirià sistem saraf enterik, mulai dari esofagus sampai anus. Sistem ini mengatur pergerakan dan sekresi gastrointestinal. Sistem enterik ada 2 plexus:

1.       Plexus mienterikus auerbach/ bagian luar, diantara lapisan otot sirkular dan longitudinalà mengatur pergerakan GIT/ aktivitas motorik

2.       Plexus meissner submucosa à bagian dalam di submucosa, mengatur sekresi di GIT dan aliran darah lokal

Walaupun sistem saraf enterik dapat berfungsi sendiri, tidak bergantung pada saraf ekstrinsik, perangsangan oleh sistem saraf parasimpatis dan simpatis dapat mengaktifkan/ menghambat fungsi GIT.

Tapi tidak semua mendukung, ada juga beberapa yang neuronnya bersifat inhibitorik, sehingga menghambat beberapa otot sfingter intestinal:

1.       Sphincter pilorica (mengontrol pengosongan lambung)

2.       Sphincter katup illeocaecal (mengontrol pengosongan usus halus ke caecum)

Macam neurotransmitter yg disekresi oleh neuron2 enterik:

1.       Asetilkolin à merengsang GIT

2.       Nor-epinefrinà menghambat aktivitas GIT

PERANGSANGAN KELUARNYA AIR LIUR/ SALIVA

Kelenjar saliva dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis dari nucleus salivarius superior et inferior di batang otak.

Beberapa rangsangan pengecapan, terutama rasa asam, merangsanga sekresi saliva dalam jumlah sangat banyak. Juga rangsangan taktil tertentu(benda halus).

Bila seseorang mencium/ makan makanan yg disukainya, pengeluaran saliva lebih banyak daipada bila ia mencium atau memakan yang tidak disukainya.(Salivasi dirangsang/ dihambat oleh sinyal saraf yang tiba pada nuclus salivarius dari pusat saraf yang lebih tinggi.) Daerah nafsu makan pada otak, yang mengatur sebgaian efek ini, terletak didekat pusat parasimpatid di hipothalamus anterior, dan berfungsi sebagai respons terhadap sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman dari korkes serebral. Salivasi juga dapat terjadi sebagai respon terhadap refleks yang berasal dari lambung dan usus halus---khususnya saat menelan makanan yang mengirirtasi/ bila seseorang mual.

Gayton.

Istilah “lapar” berarti keinginan terhadap makanan, dan berkaitan dengan sejumlah perasaan obyektif. Misalnya, pada seseorang yang tidak makan selama berjam-jam, lambung mengalami kontraksi berirama yang kuat yang di sebut kontraksi lapar. Kontraksi ini menyebabkan rasa penuh atau perih di ulu hati dan kadang-kadang menyebabkan nyeri yang di sebut sebagai perih perut karena lapar (hunger pangs), nyeri ini menghilang apabila diisi makanan.



Histologi





2.    Mengapa bibir kering dan bau mulut?

Halitosis merupakan suatu keadaan di mana terciumnya bau mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium pada saat berbicara).



bawang putih dan makanan lain yang biasanya mengandung senyawa sulfur. Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas.



Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna karena kebanyakan kita menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk membersihkan gigi dan meng eliminasi bakteri merugikan yang berperan dalam produksi senyawa sulfur.



Bau nafas pagi hari hampir pada semua orang dewasa, merupakan contoh bau nafas yang bersifat sementara (karena kekeringan mulut selama tidur)



Meskipun penyebab bau mulut belum diketahui dengan jelas, kebanyakan dari bau tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut. Masalah akan muncul bila sebagian bakteri berkembang biak atau bahkan bermutasi secara besar2an. Kebanyakan dari bakteri ini bermukim di leher gigi bersatu dengan plak dan karang gigi, juga di balik lidah karena daerah tersebut merupakan daerah yang aman dari kegiatan mulut sehari-hari. Bakteri tersebut memproduksi toxin atau racun, dengan cara menguraikan sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut. Racun inilah yang menyebabkan bau mulut pada saat bernafas karena hasil metabolisme proses anaerob pada saat penguraian sisa makanan tersebut menghasilkan senyawa sulfide dan ammonia.



Makanan mentah mengandung enzim dan antioksidan yang dirancang untuk membersihkan tubuh dari racun, sehingga melayani murah hati dari mereka kemungkinan besar akan membantu Anda untuk memiliki nafas segar sepanjang hari. Jika Anda mengkonsumsi obat-obatan untuk alergi atau tekanan darah, Anda mungkin mengalami mulut kering setiap hari, yang dapat menyebabkan bau mulut dan halitosis. Jadi, Anda mungkin harus meningkatkan asupan cairan Anda untuk menghasilkan lebih banyak air liur di mulut, yang akan menghilangkan bakteri penumpukan.



3.    Mengapa anaknya mengeluh tidak mau makan dan minum?

4.    Apa hub.nya anak tdk suka makan sayur dg buah?

Makanan mentah mengandung enzim dan antioksidan yang dirancang untuk membersihkan tubuh dari racun, sehingga melayani murah hati dari mereka kemungkinan besar akan membantu Anda untuk memiliki nafas segar sepanjang hari. Jika Anda mengkonsumsi obat-obatan untuk alergi atau tekanan darah, Anda mungkin mengalami mulut kering setiap hari, yang dapat menyebabkan bau mulut dan halitosis. Jadi, Anda mungkin harus meningkatkan asupan cairan Anda untuk menghasilkan lebih banyak air liur di mulut, yang akan menghilangkan bakteri penumpukan.



5.    Patogenesisnya inflamasi di rongga mulut yg berefek sistemik?

6.    Bagaimana proses karies dentist?

Ø  Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang mengakibatkan kerusakan struktur gigi dan bersifat kronik.

Ø  Penyebab

* Gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit flour atau memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.

* Bakteri yang paling sering adalah bakteri Streptococcus mutans.

* Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, Sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi.

* Plak paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang. Jika tidak dibersihkan

maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar).

Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.



Gambaran Klinis

Biasanya, suatu kavitasi di dalam enamel tidak menyebabkan sakit, nyeri baru

timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin. Nyeri yang dirasakan jika

meminum dingin atau makan permen menunjukkan bahwa pulpa masih sehat.

Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini maka gigi bisa diselamatkan dan

tampaknya tidak akan timbul nyeri maupun kesulitan menelan.

Suatu kavitasi yang timbul di dekat atau telah mencapai pulpa menyebabkan

kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Nyeri ada walaupun perangsangnya

dihilangkan (contohnya air dingin). Bahkan gigi terasa sakit meskipun tidak ada

perangsang (sakit gigi spontan).



Diagnosis

Gigi berlubang.



7.    Etiologi karies dentist?

* Gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit flour atau memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.

* Bakteri yang paling sering adalah bakteri Streptococcus mutans.

* Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat bakteri. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, Sisa makanan dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada gigi.

* Plak paling banyak ditemukan di gigi geraham belakang. Jika tidak dibersihkan

maka plak akan membentuk mineral yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar).

Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.



8.    Penatalaksanaanya karies dentist?

Bergantung pada kedalaman karies:

- Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email membaik dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Perlindungan dentin dengan mengulas fluor.

- Jika dentin yang menutup pulpa sudah tipis maka dapat dilakukan pulp capping indrek dengan menggunakan pelapis dentin Ca(OH)2.

- Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan penambalan (restorasi) dengan tumpatan tetap (amalgam, glass ionomer, komposit resin).

Tentang karies: Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas





9.    Pencegahannya karies?

10.  Proses terbentuknya lesi2 ulserasi?

Etiologi dan patogenesis RAS belum diketahui pasti. Ulser pada RAS bukan oleh karena satu faktor saja (multifaktorial) tetapi dalam lingkungan yang memungkinkannya berkembang menjadi ulser. Faktor-faktor ini terdiri dari trauma, stres, hormonal, genetik, merokok, alergi, dan infeksi mikroorganisme atau faktor imunologi (Scully et al., 2003: Kilic, 2004).

Umumnya ulser terjadi karena tergigit saat bicara, kebiasaan buruk (brukism), atau saat mengunyah, akibat perawatan gigi, makanan atau minuman yang terlalu panas. Trauma bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan berkembangnya RAS pada semua penderita tetapi trauma dapat dipertimbangkan sebagai faktor pendukung (Houston, 2009).

Pada beberapa wanita mengalami rekurensi RAS setiap bulan yang berhubungan dengan perubahan hormon, selalu ditandai dengan peningkatan kadar progesteron saat fase luteal siklus menstruasinya. Pada wanit sekelompok RAS sering terlihat di masa pra menstrual bahkan banyak mengalami berulang kali. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor homonal antara lain hormon estrogen dan progesteron (Lewis & Lamey , 1998).

Beberapa mikroorganisme di dalam rongga mulut diduga juga berperan penting dalam patogenesis RAS, terutama golongan Streptococcus. Berdasar penelitian terdahulu, kecenderungan lebih besar untuk terjadi reaksi hypersensitivitas tipe lambat terhadap Streptococcus sanguis diantara pasien RAS (Lynch et al., 1994).



11.        Apakah ada hubungan antara ulserasi dg karies dentist?

12.        Hubungan antara jenis kelamin dan umur dengan keluhannya??

13.                       Penggolongan kelainan2 dan penyebab dalam mulut apa?

* stomatitis aftosa rekuren

* herpes intra-oral rekuren

* kandidiasis oral

* lichen planus oral



14.                       Apa hubungan antibiotik dg keluhan sekarang?

Infeksi Candida albicans ini menyerang kulit, mukosa maupun alat dalam. Beberapa

faktor predisposisi seperti kehamilan, obesitas, DM, pemakaian antibiotik, antiseptik

atau kortikosteroid yang lama, penyakit kronik (TBC, tumor ganas), kurang gizi,

serta kulit yang kotor, lembab, dan basah mempermudah terjadinya kandidiasis (kandidosis) ini. Saat pemakaian antibiotik bakteri yang berada ditubuh memang musnah, namun tidak untuk candida albicans yang justru dapat tumbuh subur pada keadaan tersebut.



Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan.



Buku Pedoman Puskesmas


1 komentar:

Please give your comment... ^O^